BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Dewasa kini
banyak sekali orang yang mengutamakan cara berpenampilan, khususnya para pria
baik itu penampilan dalam maupun penampilan luar, bila ada penampilannya
sedikit saja yang kurang sesuai maka orang tersebut tidak akan merasa percaya
diri. Penampilan luar misalnya tata cara berpakaian, gaya rambut dan
asesoris-asesoris, dan penampilan dalam misalnya bentuk tubuh, postur tubuh,
warna kulit, bahkan bulu pada bagian tubuh tertentu, misalnya betis.
Kebanyakan orang
memandang seorang pria yang pada bagian betisnya tidak memiliki bulu pada
bagian betisnya sering kali dipanggil tidak normal, seperti wanita bahkan
banci.Sehingga hal tersebut menjadi permasalahan tersendiri bagi mereka.Padahal
anggapan-anggapan tersebut salah, ada atau tidak adanya bulu pada manusia itu
dipengaruhi oleh hormontestosteron, hormon tersebut terdapat diseluruh bagian tubuh
hanya saja tidak semua pria memiliki hormon yang merata.Kebanyakan pria
memiliki hormon yang dominan hanya pada bagian tertentu saja, misalnya pada
bagian kepala, ketiak, betis, paha dan pada daerah kemaluan.
Apabila seorang
pria memliki hormon yang dominan pada bagian kepala, maka kepalanya tersebut
akan mengalami pertumbuhan bulu yang
tidak seperti
biasanya, sehingga walau rambutnya telah dipotong pendek dalam beberapa hari
rambutnya akan cepat tumbuh kembali, bila pada bagian ketiak terdapat hormon testosteron
yang dominan, maka pada bagian ketiakpun akan mengalami pertumbuhan bulu yang
cepat begitupun juga pada bagian-bagian yang lainnya.
Kesalah pahaman tersebut
terjadi karena kurang pahamannya masyarakat terhadap ilmu pengetahuan, oleh
karena itu, hal tersebut menjadi hal yang menarik bagi penulis untuk
mengimplementasikan mata pelajaran di lingkungan masyarakat dan meng
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam karya
ilmiah yang disusun oleh penulis yaitu :
1. Tidak semua orang memiliki bulu yang
merata pada bagian tubuhnya;
2. Cara menumbuhkan bulu dengan cara
herbal;
3. Cara mengolah objek tersebut untuk dapat
dijadikan penumbuh bulu;
4. Efek samping dari menggunakan minyak
laba-laba setelah digunakan.
C.
Pembatasan Masalah
Berhubung faktor-faktor yang berhubungan dengan penumbuhan bulu ini
cukup luas, maka penulis membatasi masalah tersebut hanya pada bagian betis
pria dewasa dengan menggukan minyak dari laba-laba.
D.
Tujuan Penelitian
Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis mempunyai
beberapa tujuan, diantaranya yaitu sebagai berikut :
1. Mengetahui penyebab mengapa tidak semua
pria memiliki bulu yang merata pada salah satu bagian tubuhnya;
2. Mengetahui hormon apa yang berperan
dalam penumbuhan bulu ini;
3. Mengetahui cara menumbuhkan bulu dengan
cara herbal;
4. Mengetahui tumbuhan atau hewan apa yang
dapat membantu dalam proses penumbuhan bulu;
5. Mengetahui dampak atau efek samping dari
penggunaannya.
E.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam
penulisan karya ilmiah ini yaitu dengan metode observasi (mencari sumber dari
internet dan media lain serta melakukan pengamatan sendiri)
F. Sistematika
Penulisan
Sistematika yang penulis gunakan dalam karya tulis
ini yaitu sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN, berisi tentang pembukaan secara umum yang berisi latar
belakang masalah,yang menjelaskan alasan penulis memilih tema dalam karya tulis
ini dan rumusan masalah, yang berisi tentang permasalahan-permasalahan pokok
yang menjadi tinjauan penulis untuk memcahkan masalah didalamnya;
BAB II KAJIAN PUSTAKA, berisi tentang
pembahasan secara umum dari isi karya tulis ini, pembahasan tersebut membahas
tentang pengertian hormon, jenis-jenis hormon pada pria, manfaat hormon dan
sumber hormon;
BAB III PEMBAHASAN, berisi
penjelasan-penjelasan yang diperoleh dari data-data yang telah diamati,
penjelasan tersebut berupa penjelasan tentang jenis laba-laba yang dapat
digunakan untuk penumbuhan bulu, cara pengolahan minyak laba-laba, cara
penggunaan minyak laba-laba, kandungan yang terdapat didalam laba-laba serta dampak
positif dan negatif penggunaan minyak laba-laba;
BAB IV PENUTUP, berisi tentang kesimpulan
yang merupakan simpulan dari hasil pengamatan yang diperoleh secara ringkas,dilanjutkan
dengan saran yang berisi saran penulis terhadap permasalahn yang dimuat dalam
karya tulis itu sendiri.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Pengertian
Hormon
Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman -
"yang menggerakkan") adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau
antarkelompok sel. Semua organisme multiselular, termasuk tumbuhan (lihat
artikel hormon tumbuhan), memproduksi hormon.
Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida
sell untuk mencari sel target. Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan
mengikat protein reseptor tertentu pada permukaan sel tersebut dan mengirimkan
sinyal. Reseptor protein akan menerima sinyal tersebut dan bereaksi baik dengan
memengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas protein selular, termasuk
di antaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis
(kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan,
pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin,
dan perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause).
Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon
lainnya.Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme
multiselular.
Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon
yang diproduksi oleh kelenjar endokrin vertebrata.Walaupun demikian, hormon
dihasilkan oleh hampir semua sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh
hewan.Molekul hormon dilepaskan langsung ke aliran darah, walaupun ada juga
jenis hormon - yang disebut ektohormon (ectohormon) - yang tidak langsung
dialirkan ke aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel
target.
Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan
oleh hipotalamus (bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak
kelenjar yang lain, terutama melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol
kelenjar-kelenjar lain. Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari untu
mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus anteriornya
dan mengirim impuls saraf ke posteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus
posteriornya.
Pada tumbuhan, hormon dihasilkan terutama pada
bagian tumbuhan yang sel-selnya masih aktif membelah diri (pucuk batang/cabang
atau ujung akar) atau dalam tahap perkembangan pesat (buah yang sedang dalam
proses pemasakan). Transfer hormon dari satu bagian ke bagian lain dilakukan
melalui sistem pembuluh (xilem dan floem) atau transfer antarsel. Tumbuhan
tidak memiliki kelenjar tertentu yang menghasilkan hormon.
Berbagai kelenjar di hormon mensekresi tubuh, yang
memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan keseluruhan dari individu.Hari
ini, 'ketidakseimbangan hormon' merupakan masalah di seluruh dunia.Wanita lebih
mungkin untuk menghadapi efek ketidakseimbangan hormon saat mereka menjalani
beberapa tahapan perubahan hormon selama masa pubertas, menstruasi, kehamilan,
melahirkan, menyusui dan menopause.Ketidakseimbangan hormon dapat merusak
kesehatan Anda dan terlihat, dan bila tersedia dalam proporsi yang tepat,
hormon dapat membuat Anda awet muda, sehat dan ceria.Hormon menentukan 'lari
atau melawan' respon tubuh Anda.Hormon membantu mengelola stres yang berlebihan
dan mereka tetap depresi dan penyakit terkait jauhnya
B. Jenis-jenis
Hormon pada Pria
Hormon yang terdapat pada pria dan wanita berbeda,
adapun hormon pada pria yaitu sebagai berikut :
1. FSH (Follicle Stimulating Hormon) atau
Hormon pembentukan folikel yang membantu mengatur dan memelihara proses
pembentukan sperma;
2. LH (Luteinizing Hormon) berfungsi untuk mengatur
sekresi dari hormon testoteron dan aldosteron pada testis;
3. Testoteron berfungsi untuk mengatur menimbulkan
dan memelihara kelangsungan tanda-tanda kelamin sekunder dan perilaku seksual.
Misalnya suaranya membesar, mempunyai kumis, dan jakun.
C. Manfaat
Hormon
Hormon memiliki banyak
sekali manfaat bagi tubuh, setiap hormon dalam tubuh memiliki peranannya
masing-masing tergantung jenis hormonnya, berikut nama-nama hormon beserta
fungsinya.
No
|
Nama hormon
|
Fungsinya
|
1.
|
Anti Diuretik Hormon
( ADH )
|
Meningkatkan
absorbsi air dari tubulus ginjal
dan meningkatkan tekanan darah
|
2.
|
Oksitosin
|
Merangsang kontraksi uterus, pengeluaran air susu
|
3.
|
Growth Hormon
( GH )
|
Merangsang
pertumbuhan tulang dan otot, meningkatkan sintesis protein, mobilisasi lemak,
menurunkan metabolisme karbohidrat
|
4.
|
Prolaktin
|
Meningkatkan
perkembangan payudara selama kehamilan dan produksi air susu setelah
kelahiran
|
5.
|
Tiroid
Stimulating Hormon ( TSH )
|
Merangsang produksi dan sekresi hormon tiroid
|
6.
|
Adenocorticotropic Hormon ( ACTH )
|
Merangsang sekresi dan produksi hormon steroid dan korteks adrenal
|
7
|
Luteinizing
hormon ( LH )
|
Merangsang
pertumbuhan korpus luteum, ovulasi, produksi esterogen dan progesteron ( pd
wanita )
Merangsang
sekresi testosteron, perkembangan jaringan interstisial ( pada pria )
|
8
|
Folicel
stimulating hormon
|
Merangsang pertumbuhan folikel
telur dan ovulasi ( pada Wanita )
Merangsang produksi sperma ( pd
pria )
|
9
|
Melanosit stimulating hormon
|
Bersama dengan ACTH terlibat
dalam pembentukan kulit
|
10
|
Tiroksin ( T4 ) dan Triidotironin ( T3 )
|
Meningkatkan laju
metabolisme, sensitivitas kardiovaskuler terhadap aktivasi saraf
simpatik, mempengaruhi kematangan homeostasis otot skelet
|
D. Sumber
Hormon
Sumber hormon dapat ditemukan pada beberapa hewan
dan tumbuhan, beberapa diantaranya yaitu :
1. Sumber hormon alami: sapi, babi,
biri-biri dan daun urang aring;
2. Sumber lainnya yaitu dapat diperoleh
dengan cara melakukan olah raga secara rutin dan teratur, seperti melakukan
jogging, push up, angkat beban dan lain-lain.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Jenis
Laba-laba yang Dapat Digunakan untuk Penumbuhan Bulu
Laba-laba memiliki banyak sekali spesies, menurut
para ahli laba-laba terdapat sekitar 30.000 spesies dibumi dan 200 spesies diantaranya sangat berbahaya
karena gigitan beracunnya yang dapat menggangu kestabilan tubuh bahkan dapat
mengakibatkan lumpuh dan yang paling berbahayanya yaitu dapat pula
mengakibatkan kematian.
Dalam hal ini tidak semua jenis laba-laba dapat
digunakan untuk penumbuhan bulu, hanya ada beberapa saja yang dapat digunakan
untuk penumbuhan bulu, salah satu diantaranya yaitu jenis laba-laba tarantula
seperti gambar dibawah ini
Gambar 3.1
Laba laba ini tidak terlalu berbahaya
bagi manusia, hanya saja gigitannya yang sangat menyakitkan dibandingkan dengan
tawon namun bisanya lebih rendah dari tawon.
B. Cara
Pengolahan Minyak Laba-laba
Cara pengolahan minyak
laba-laba ini sangatlah mudah, yaitu sebagai berikut :
1. Laba-laba dibakar terlebih dahulu diatas
seng, namun jangan sampai terlalu gosong. Seperti gambar dibawah ini.
Gambar 3.2
2. Tumbuk laba-laba tersebut hingga halus.
Lihat gambar dibawah ini.
Gambar 3.3
3. Campurkan dengan sedikit minyak goreng
kedalam tumbukan laba-laba tersebut secukupnya, seperti gambar dibawah ini.
Gambar 3.4
4. Setelah
dicampur dengan minyak goreng, tumbuk lagi hingga merata seperti gambar dibawah
ini.
Gambar 3.5
5. Setelah halus, masukan minyak tersebut
kedalam wadah agar minyak laba-laba tetap terjaga, seperti gambar berikut ini.
Gambar
3.6
C. Cara
Penggunaan Minyak Laba-laba
Cara penggunaan minyak
laba-laba ini sangat mudah, yaitu cukup dengan membersihkan terlebih dahulu
bagian tubuh yang ingin ditumbuhi bulu dengan menggunakan lap bersih atau
tissu, kemudian oleskan minyak laba-laba kebagian tubuh yang ingin ditumbuhi
bulu. Namun jangan mengoleskan minyak laba-laba tersebut dengan tangan kosong,
gunakanlah sarung tangan atau plastik karena jika langsung akan mengakibatkan
tangan berbulu, setelah dioleskan biarkanlah minyak laba-laba tersebut selama
beberapa menit hingga kering seperti gambar dibawah ini :
Gambar
3.7 Gambar 3.8
D. Kandungan
yang terdapat didalam laba-laba
Laba-labaadalah sejenis
hewan berbuku-buku (arthropoda) dengan dua segmen tubuh, empat pasang kaki, tak
bersayap dan tak memiliki mulut pengunyah.Semua jenis laba-laba digolongkan ke
dalam ordo Araneaesemuanya berkaki delapan dimasukkan ke dalam kelas Arachnida.
Tidak semua laba-laba
membuat jaring untuk menangkap mangsa, akan tetapi semuanya mampu menghasilkan
benang sutera yakni helaian serat protein yang tipis namun kuat dari kelenjar
(disebut spinneret) yang terletak di bagian belakang tubuhnya. Serat sutera ini
amat berguna untuk membantu pergerakan laba-laba, berayun dari satu tempat ke
tempat lain, menjerat mangsa, membuat kantung telur, melindungi lubang sarang,
dan lain-lain.
Spinneret inilah yang
berguna dalam merangsang pertumbuhan bulu pada manusia setelah ditumbuk dan
dicampur dengan minyak.
E. Dampak
Positif dan Negatif Penggunaan Minyak Laba-laba
Ada beberapa efek yang ditimbulkan bagi pengguna
minyak laba-laba, baik itu efek positif maupun negative, efek tersebut antara
lain sebagai berikut :
1. Dampak Positif
Penggunaan minyak laba-laba ini sangat baik untuk
kesehatan, selain dapat menumbuhkan bulu, penggunaan minyak laba-laba ini juga
dapat meningkatkan nafsu makan, meningkatkan gairah seksualitas dan tubuh akan
menjadi lebih fit dan sipa untuk beraktifitas.
2. Dampak negatif
Dampak negative yang ditimbulkan dari penggunaan
minyak laba-laba ini tidak akan menimbulkan efek yang berbahaya bagi tubuh,
pengguna hanya akan mengalami gatal-gatal ringan pada bagian yang ditumbuhi
bulu, namun tidak akan berlangsung lama.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah
melakukan penelitian dan pengamatan terhadap laba-laba tarantula dengan cara
melakukan pengolahan laba-laba tersebut, dapat disimpulkan bahwa minyak
laba-laba dapat mempercepat atau merangsang hormon testosteron pada pria untuk
dapat mempercepat penumbuhan bulu pada bagian tubuh berhasil, hal tersebut
dapat terjadi karena laba-laba tarantula
mengandung hormon testosteron yang banyak karena laba-laba itu sendiri memiliki
bulu yang lebat, sehingga setelah minyak laba-laba ini dioleskan pada bagian tubuh
akan bereaksi dan keesokan harinya akan tumbuh bulu pada bagian yang dioleskan
minyak laba-laba tersebut.
B.
Saran
Penampilan yang
baik memang sangat diperlukan, Khususnya bagi seorang pria, kebanyakan pria
selalu ingin terlihat sempurna dimata orang lain, dan jika saja ada yang kurang
maka kepercayaan dirinya akan kurang, dalam hal ini sebaiknya pria tidak perlu
terlalu berlebihan dalam mementingkan penampilan, lebih baik berpenampilan yang
sederhana namun menarik dan tidak membosankan, apalagi jika hanya tidak
memiliki bulu yang sama seperti pria lain, karena hal tersebut wajar-wajar saja
dan tidak perlu dibesar-besarkan.