Sabtu, 02 Januari 2016

Artikel Penggunaan Nama Daerah dalam Bisnis Kuliner


Dewasa ini, perkembangan kuliner di Indonesia cukup berkembang pesat. Misalnya saja di Kota Karawang yang terkenal sebagai Kota Padi dan/atau Kota Industri. Perkembangan kuliner di kota ini cukup berkembang, bagaimana tidak, Kota Karawang yang penduduknya cukup padat ini tentunya menjadi peluang bisnis kuliner yang bagus di Karawang. Hampir setiap hari baik itu para pelajar atau karyawan lalu lalang pergi-pulang dari rumah ke tempat bekerja, kampus, atau sekolah.
            Disela-sela istirahat saat bekerja, kuliah, atau sekolah, banyak diantaranya yang sering membeli makanan di warung-warung pinggir jalan, pedagang kaki lima, atau bahkan pedagang asongan. Hal tersebut dilakukan tentunya untuk menghemat waktu mereka karena terbatasnya waktu istirahat, sehingga dengan membeli makanan di warung-warung pinggir jalan, pedagang kaki lima, atau pedagang asongan ini bisa lebih mengefektifkan waktu mereka. Hal tersebut pun berlangsung hampir setiap hari baik pagi, siang, sore, atau bahkan malam.
            Oleh karena itu, banyak orang yang memanfaatkan keadaan seperti itu dengan membuat bisnis kuliner di dekat tempat bekerja, stasiun, terminal, kuliah, atau sekolahan agar mudah didapati oleh mereka. Namun, tentunya banyak pula orang yang berpikir demikian dan mendirikan bisnis kuliner, hal tersebut terbukti dengan banyaknya para pedagang pinggir jalanan di sekitaran tempat bekerja, stasiun, terminal, kuliah, atau sekolahan di Karawang.
            Banyaknya saingan pedagang di Karawang ini tentunya membuat para pedagang tersebut membuat cara-cara tertentu agar membuat dagangan mereka menjadi lebih menarik. Salah satunya dengan membuat nama makanan atau nama toko mereka semenarik mungkin. Salah satu diantaranya ada yang mencantumkan nama daerah terntentu supaya masyarakat tertarik dengan makanan atau jajanan yang tersedia di Toko tersebut.
            Misalnya saja Bubur Ayam Khas Tasik yang terletak di depan Terminal Klari Karawang. Tentu saja masyarakat karawang tidak asing dengan Bubur Ayam, hanya saja bagaimana dengan Bubur Ayam khas Tasikmalaya ?
Dengan mencantumkan nama daerah tententu ini ternyata memang menjadi daya tarik tersendiri bagi para masyarakat untuk membeli makanan di Toko atau Warung tersebut. “Sebenarnya yang menjual Bubur Ayam bukan hanya disini saja, tapi di dalam Terminalnya juga ada, tapi saya lebih tertarik kesini karena saya penasaran dengan Bubur Ayam khas dari Tasikmalaya itu seperti apa” ujar Pak Asep Kustanto warga Bandung yang hendak mudik.
            Sekarang tidak mengherankan kenapa banyak Pedagang yang mencantumkan nama daerah tertentu di warung mereka. Lantas apa alasan Pedagang mencantumkan nama daerah tersebut ?
“Ibu  calik di Karawang tos lami pisan cep, malih saacan aya terminal ieu oge ibumah tos didie sareng caroge. Ibu sareng caroge asli ti Tasik mung kapungkur damel di dieu sareng caroge, di die oge mung ngontrak cep da meser taneuhmah geuning kumaha da kot arawis di dieumah. Ibu ayeuna liren damel da tos sepuh damel di Pabrikmah cep ripuh, nya kieu we ayenamah icalan Bubur Tasik” Ujar Ibu Nina Marlina pemilik bubur khas Tasik.
“Kan saupami di Tasikmah buburna terkenal leumpeur buburna, benten sareng anu di Karawang. Pami Bubur Tasikmah di wengikeun g kalah janten cair, benten sareng Bubur anu di Karawang, buburna di wengiken teh kalah namleg. Tah manawi we atuh icalan Bubur ngango nama daerah asal Ibu teh janten pamikat kango anu ngaralangkung” Tambah Ibu Nina Marlina.

Nama Daerah Sebagai “Pemikat” Pelanggan
            Penggunaan nama daerah ternyata memang cukup ampuh untuk menarik perhatian masyarakat agar mau membeli makanan yang di dagangkan. Selain sebagai daya tarik kepada masyarakat agar mau membeli makanan yang didagangkan, tentu saja penggunaan nama daerah dalam bisnis kuliner ini juga mempunyai manfaat lain. Salah satunya yaitu mengenalkan kuliner khas daerah terntentu di daerah lainnya sehingga terjadi proses simb iosis mutualisme. Dalam hal ini artinya nama daerah yang digunakan dalam bisnis kuliner menjadi lebih terkenal di daerah lain, sedangkan daerah yang di dalamnya ada pedagang yang menjajankan makanan luar tentunya menjadi tahu kuliner khas daerah-daerah lain tanpa harus bepergian jauh ke daerah tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Komentar ? Silahkan post :)